Langsung ke konten utama

Gambar Dan Penjelasan Siklus Pengembangan Sistem Informasi Berbasis Inovasi


Siklus hidup sistem adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. 4 tahap pertama dalam siklus hidup sistem itulah yang disebut Siklus pengembangan sistem.

Membahas tentang siklus pengembangan system, dimulai dari siklus hidup system atau SLC yang memliki pengertian sebuah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan system atau subsistem informasi berbasis komputer. Jelasnya, siklus hidup system ini merupakan penerapan pendekatan system yang bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan system berbasis komputer. Dimana siklus hidup system tersebut merupakan pola yang lebih dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mengembangkan system yang lebih cepat dan lebih responsif yang dapat dicapai dengan peningkatan siklus hidup  melalui penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer.

Pola dalam siklus hidup system ini menyerupai roda dimana terdapat lima tahap, yaitu perencanaan, analis, rancangan, penerapan, dan pengunaannya. 4 tahapan pertama dinamakan siklus hidup pengembangan system (SDLC) , dan tahap yang kelima yaitu penggunaannya yang berlangsung sampai tiba waktunya merancang system itu kembali. Proses merancang kembali mengakibatkan siklus hidup system pada 4 tahap pertama akan terulang.

Siklus hidup system yang pertama dikelola oleh manajer unit jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analisis system, pemrogaman, dan operasi. ketika system tersebut mempengaruhi seluruh organisasi atau memiliki nilai strategis, maka komite eksekutif mengawasi proyek pengembangannya. Banyak perusahaan membuat suatu komite khusus yang bertujuan memberikan petunjuk, pengarahan dan pengendalian, komite ini disebut Komite Pengarah SIM yang mempunyai 3 fungsi, yaitu :

1.     Menetapkan kebijakan.

2.     Menjadi pengendali keuangan.

3.     Menyelesaikan pertentangan.

Komite Pengarah SIM jarang terlibat langsung dengan rincian pekerjaan. Tanggung jawab itu ada pada tim proyek yang anggotanya terdiri dari pemakai, spesialis informasi, dan mungkin auditor internal. Kegiatan tim diarahkan oleh seorang pemimpin proyek yang memberikan pengarahan selama berlangsungnya proyek. Tim proyek biasanya dibubarkan ketika penerapan system telah selesai.

Penjelasan Gambar Siklus Pengembangan Sistem Informasi Berbasis Inovasi adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Keuntungan dari Merencanakan Proyek adalah :

  1. Menentukan Lingkup dari proyek. Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang terlibat ? Mana yang tidak ? Informasi ini memberikan perkiraan awal dari skala sumber yang di perlukan.
  2. Mengenali berbagai area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukkan yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya sehingga hal ini dapat dicegah.
  3. Mengatur urutan tugas. Banyak tugas – tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan akan efisien
  4. Memberikan dasar untuk pengendalian.Tingkat kinerja dan metode pengukuran harus dispesifikasikan sejak awal

Adapun langkah – langkah dalam Tahap Perencanaan adalah sebagai berikut


1. Menyadari Masalah

Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer, non manajer, dan elemen – elemen dalam lingkungan perusahaan. Spesialis informasi dari unit jasa informasi jarang menjadi pencetusnya, karena mereka tidak selalu berada di tempat untuk mengamati gejala – gejala permasalahan.

2. Mendefinisikan Masalah

Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalahan itu. Namun, pada titik ini manajer tidak berusaha untuk mengumpulkan informasi. Sebaliknya, manajer hanya mencari dan mengidentifikasikan dimana sebenarnya permasalahan dan penyebabnya.

3. Menentukan Tujuan Sistem

Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang secara umum tujuan – tujuan ini akan dibuat lebih spesifik

4. Mengidentifikasi Kendala – Kendala Sistem

Sistem baru dari operasinya tidak akan bebas dari kendala baik dari dalam maupun dari luar lingkungan perusahaan.

5. Membuat Studi Kelayakan

Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor – faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ada enam dimensi kelayakan yaitu :

  • Teknis. Tersediakah perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan peran yang diperlukan?
  • Pengembalian Ekonomis. Dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dan membandingkan kegunaan dan biayanya?
  • Pengembalian Non Ekonomis. Dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan keuntungan – keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?
  • Hukum dan Etika. Akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hukum
  • Operasional. Apakah rancangan sistem seperti itu akan didukung oleh orang – orang akan menggunakannya?
  • Jadwal. Mungkinkah menerapkan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan?


6. Mempersiapkan Usulan Penelitian Sistem

Analisis menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberi dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisis.

7. Menyetujui atau Menolak Penelitian Proyek

Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek dan rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan – keputusan teruskan/hentikan.

Ketika komite membuat keputusannya, diajukan dua pertanyaan penting :

  • Akankah sistem yang harus diusulkan mencapai tujuannya?
  • Apakah penelitian proyek yang diusulkan merupakan cara terbaik untuk melakukan analisis sistem?


8. Menetapkan Mekanisme Pengendalian

Sebelum penelitian sistem dimulai komite pengarah SIM menetapkan pengendalian proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan , siapa yang melakukannya , dan kapan dilaksanakan.


2. Tahap Analisis



Langkah – langkah dalam tahap analisis adalah :

1. Mengumumkan penelitian system

Ketika perusahaan menerapkan aplikasi komputer baru, manajemen mengambil langkah untuk memastikan kerjasama para pekerja.

2. Mengorganisasikan tim proyek

Tim proyek yang akan melakukan penelitian system dikumpulkan dan dipilih dari orang – orang yang aktif.

3. Mendefinisikan kebutuhan informasi

Analisis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi seperti:

  • Wawancara perorangan
  • Pengamatan
  • Pencariana catatan
  • Survey

Semua metode ini disukai karena :

  •  Menyediakan komunikasi 2 arah
  • Dapat meningkatkan antusiasme pada proyek
  •  Dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi.
  • Member kesempatan bagi peserta pryek untuk mengungkapkan pandangan yang berbeda.

4.     Mendefinisikan criteria kinerja system

Kriteria kerja yang diusulkan oleh manajer dapat dilakukan jika tim proyek menyetujui.

5.     Menyiapkan usulan rancangan

Analisis sitem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan.

6.     Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem

Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi rancangan dan apabila disetujui maka proyek maju ke tahap rancangan.


3. Tahap Perancangan



Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlakukan oleh sistem baru. Langkah – langkah dari tahap rancangan, adalah :

1.     Menyiapkan Rancangan Sistem yang Terinci.

Analisis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru. Beberapa alat memudahkan analisis untuk menyiapkan dokumentasi dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih terinci.

2.     Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem.

Identifikasi merupakan suatu proses yang berurutan, dimulai dengan identifikasi berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas. Hal ini dilakukan oleh analisis dan diatur oleh manajer.

3.     Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem.

Analis, bekerja sama dengan manajer, mengevaluasi berbagai alternatif.  Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala – kendala yang ada.

4.     Memilih Konfigurasi Terbaik

Analisis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analisis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui.  Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh komite pengaruh SIM.

5.     Menyiapkan Usulan Penerapan

Analisis menyiapkan usulan penerapan analisis yang mengikhtisarkan tugas – tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.

6.     Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem

Keputusan untuk terus pada tahap penerapan ini sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang terlibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, penetapan akan disetujui.


4. Tahap Penerapan



Adapun langkah – langkah dari tahap penerapan adalah :

1.     Merencanakan Penerapan

Para komite pengarah SIM, manajer, dan analisis sitem harus memahami dengan baik pekerjaan untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.

2.     Mengumumkan Penerapan

Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama seperti pada penelitian sistem. Tujuan pengumuman ini adalah menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerja sama mereka.

3.     Mendapatkan Sumber Daya Perangkat keras

Rancangan system disediakan bagi para pemasok berbagai jenis peralatan komputer yang terdapat pada konfigurasi yang disetujui. Setiap pemasok memungkinkan untuk memilih unit-unit komputer yang terbaik untuk melakukan tugas tersebut.

4.     Mendapatkan Sumber Daya Perangkat Lunak

Ketika perusahaan memutuskan untuk, menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programmer melakukan dokumentasi yang disiapkan oleh analisis system sebagai titik awal. Programer dapat menyiapkan dokumentasi lebih terinci, seperti Bahasa Inggris yang terstruktur atau bagan arus program.

5.     Menyiapkan Database

Pengelola database (database administrator – DBA) bertanggung jawab untuk semua kegiatan yang berhubungan dengan data, dan ini mencakup persiapan database.


6.     Menyiapkan Fasilitas Fisik

Jika perangkat keras dari system baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan kontruksi baru atau perombakan.

7.     Mendidik Peserta dan Pemakai

Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat system bekerja. Mereka ini disebut dengan peserta, dan mereka meliputi oprator output data, pegawai coding dan pegawai administrasi laninya.

8.     Menyiapkan Usulan Cutover

Cutover adalah proses menghentikan penggunaan system lama dan memulai menggunakan system baru ini dalam.

9.     Menyetujui atau Menolak Masuk ke Sistem Baru

Manajer dan komite pengarah SIM menelaah status proyek dan menyetujui atau merekomendasikan tersebut. Bila manajemen menyetujui rekomendasi itu, manajemen menentukan tanggal cutover.

10.Masuk ke Sistem Baru

Setelah manajemen menerima rekomendasi itu, system baru akan dijalankan.


5. Tahap Penggunaan



Adapun langkah – langkah dari tahap penggunaan adalah :

1.     Menggunakan system

Pemakai menggunakan system untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.

2.     Audit system

Setelah system digunakan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem baru tersebut memenuhi kriteria kinerja.

3.     Memelihara system

Selama digunakan, berbagai modifikasi dibuat sehingga system terus memberikan dukungan yang diperlukan. Berbagai modifikasi ini disebut pemeliharaan system. Hal ini dilakukan untuk 3 alasan yaitu memberbaiki kesalahan, mejaga kemutakhiran system, dan meningkatkan system.

4.     Menyiapkan usulan rekayasa system

Ketika bagi pemakai system tersebut tidak dapat digunakan lagi, maka diusulkan kepada para komite pengaruh SIM untuk merekayasa ulang system tersebut. Usulan yang dapat berbentuk memo atau laporan, harus mencakup kelemahan inheren system, statistic mengenai biaya, dsb.

5.     Menyetujui atau menolak rekayasa ulang system

Komite pengarah SIM memntukan apakah suatu siklus hidup system baru itu perlu.

Siklus hidup system ini merupakan penerapan pendekatan system yang bertujuan untuk mengembangkan dan menggunakan system berbasis komputer. Pengembangan system yang lebih responsive dapat dicapai dengan penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer. Hal tersebut adalah prototyping dan Rapid Application Development (RAD).



1.     Prototyping.

Prototyping adalah proses menghasilkan sebuah prototipe. Prototipe  memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Prototipe ada 2 jenis, yaitu :

1.     Prototipe jenis I, langkah – langkah pengembangannya adalah :

2. Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai. Analisis mewawancarai pemakai untuk mendapatkan gagasan dari apa yang diinginkan pemakai terhadap system.

3. Mengembangkan prototipe. Analisis system mungkin  bekerjasama dengan spesialis informasi lain.

4. Menentukan apakah prototipe dapat diterima. Analisis mendidik pemakai untuk menggunakan prototipe dan memberi kesempatan kepada mereka untuk membiasakan diri dengan system. Pemakai memberi masukan kepada analisis apakah prototipe itu memuaskan. jika ya, akan lanjut ke langkah 4, dan jika tidak makan akan diulang langkah 1-3.

5.     Menggunakan prototipe. Prototipe ini menjadi system operasional.


1.   Prototipe jenis II, langkah – langkah pengembangannya adalah :

2.  3 langkah dalam prototipe jenis II ini sama dengan Prototipe jenis I.

3. Mengkodekan system operasional. Programmer menggunakan prototipe sebagai dasar untuk pengkodean system operasional.

4.  Menguji system operasional. Programmer menguji system.

5. Pemakai memberi masukan kepada analisis apakah prototipe itu memuaskan. jika ya, akan lanjut ke langkah 5, dan jika tidak makan akan diulang langkah 1-4.

6.  Menggunakan system operasional.


Daya tarik prototyping adalah :

1. Komunikasi antara analisis system dan pemakai membaik.

2. Analisis dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.

3. Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan system.

4. Spesialis informasi dan pemakai menghabiskna lebih sedikit waktu dan usaha dalam mengembangkan system.

5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkan.

Prototyping bukannya tanpa potensi kegagalan. Kegagalan tersebut yaitu :

1. Ketergesaan untuk membuat prototipe menghasilkan permasalahan, evaluasi alternative, dan dokumentasi. Istilah “cepat dan kotor” digunakan untuk menjelaskan beberapa usaha prototyping.

2. Pemakai mungkin sangat tertarik dengan prototipe, sehingga mengharapkan sesuatu yang tidak realistis.

3. Prototipe jenis I tidak seefisien prototipe jenis II yang dikodekan dalam bahasa pemrogaman.

4.  Hubungan komputer-manusia yang disediakan oleh peralatan prototyping mungkin tidfak mencerminkan teknik perancangan yang lebih baik.

Protoyping bekerja paling baik pada penerapan – penerapan dengan karakteristik sebagai berikut :

1.     Risiko tinggi.

2.     Pertimbangan interaksi pemakai.

3.     Jumlah pemakai banyak.

4.     Dibutuhkan penyelesaian cepat.

5.     Perkiraan tahap penggunaan system yang pendek.

6.     System yang inovatif, perilaku pemakai yang sukar ditebak.


Pengembagan Aplikasi Cepat / Rapid Application Development (RAD)



Pengembagan Aplikasi Cepat / Rapid Application Development (RAD) adalah seperangkat strategi, metedology dan peralatan yang terintegrasi yamg ada dalam satu kerangka kerja menyeluruh yang disebut information engineering. Information engineering adalah nama yang diberikan untuk pendekatan yang menyeluruh untuk pengembangan sistem yang memperlakukan sebagai kegiatan seluruh perusahaan. Istilah itu digunakan untuk menggambarkan keseluruan  perusahaan.

Gambar yang ada di slide (lampiran gambar) menggambarkan sifat to-down dari information engineering yang melihat baik data (sisi kiri dari piramid) maupun kegiatan (sisi kanan). IE dimulai dari tingkat ekskusi dengan perencanaan sumber daya informasi strategis yang diterapkan pada seluruh perusahaan. Martin menggunakan istilah perencanaan strategi informasi (information strategi plaining) ISP, untuk menggambarkan SPIR. Selanjutnya, setiap bisnis perusahaan menjadi subyek analisis area bisnis

 (business area analysis), atau BAA untuk mendefinisikan kegiatan atau proses data yang diperlukan bagi unit tersebut agar berfungsi seperti yang di inginkan dengan BAA, rapid development dapat berjalan.

Unsur – Unsur Penting RAD

RAD memerlukan empat unsur penting: manusia menajement, manusia, metedologi, dan peralatan.

Manajemen

Manajemen , khususnya menejemen puncak harus merupakan orang bereksperiment, yang suka melakukan hal yang baru atau orang yang cekap tanggap, yang belajar yang menggunakan metedologi baru. Manajemen harus mendukung RAD sepenuhnya untuk menyediakan lingkungan kerja yang membuat kegiatan tersebut sangat menyengkan.

Manusia

Dari pada menggunakan satu tim tunggal untuk mengerjakan semua kegiatan SLC, RAD menyadari efesiensi yang dapat dicapai melalui penggunaan beberapa tim yang terspesialisasi. Tim untuk perencanaan kebutuhan, rancangan pemakaian, konstruksi, penelahan pemakaian dan cotover dapat dibentuk.

Metedologi

Metedologi dasar RAD adalah siklus hidup RAD, yang terdiri dari empat tahap :

1.     perencanaan kebutuhan

2.     rancangan pemakaian

3.     konstruksi

4.     cotover

Tahap – tahap ini seperti SDLC mencerminkan pendekatan system. Pemakaian berperan penting dalam setiap tahap, bekerja sama dengan spesialis informasi.

Peralatan

Peralatan RAD terutama terdiri dari bahasa-bahasa pemrogaman generasi keempat (fourth-generation language) dan peralatan CASE yang memudahkan protyping dan pembuatan kode.

CASE merupakan singkatan dari computer-aided software engineering. CASE merupakan kategori perangkat lunak yang bertujuan mengalihkan sebagai beban kerja pengembangan system dari manusia komputer. Adalah banyak produk CASE di pasar yang mencapai tujuan ini dengan tingkatan yang berbeda-beda.

Tingkatan kemampun peralatan tertentu dapat dinyatakan melalui  posisi didalam SLC.

Empat kategori telah didefinisikan:

1.     Peralatan CASE tingkat atas dapat digunakan oleh eksekutif perusahaan mereka membuat perencanaan strategis.

2.     Peralatan CASE tingkat menengah dapat digunakan selama tahap analisis dan rancangan  untuk mendokumentasi proses dan data dari sistem yang ada maupun system yang baru.

3.     Peralatan  CASE tingkat bawah digunakan selama tahap penerapan dan penggunaan untuk membantu programmer mengembangkan, menguji dan menjaga kode. Perangkat ini bisa disebut code generators.

4.     Peralatan CASE terintegrasi menawarkan cakupan kombinasi dari peralatan  CASE tingkat atas, menengah, dan bawah.

Konsep Model

Eksekutif perusahaan, bekerja sama dengan specialis informasi menentukan bagaimana informasi dapat digunakan dengan sebaikbaiknya untuk mencapai tujun perusahaan. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah satu model bisnis, yang mengidentifikasi data, kegiatan serta interaksi prusahaan.

Menempatkan SLC, Prototyping dan RAD dalam Perspektif

Siklus hidup system, prototyping dan RAD semua merupakan, metodologi. Tiga metodologi ini merupakan cara-cara yang diatur dalam menerapkan system berbasis komputer. SLC merupakan aplikasi dari pendekatan system untuk masalah penerapan system komputer dan berisilkan element pendekatan system dasar dimulai dari identifikasi masalah dan akhir dengan penggunaan system

Prototyping merupakan bentuk pendek dari pendekatan system berfokus pada definisi dan pemuasan kebutuhan pemakaian. Prototyping dapat berada dalam SLC. Kenyataannya, selama proses pembangunan satu system tunggal mungkin di perlukan banyak upaya prototyping.

RAD merupakan pendekatan alternative untuk tahap rancangan dan penerapan dari SLC. Sumbangan terbesar dari RAD adalah kecepatannya menghasilkan system untuk digunakan, yang  terutama yang dicapai melalui penggunaan peralatan berbasis komputer dan tim proyek yang terspesoalisasi

Sumber: Inovasi Sistem dan Teknologi (Rusanti)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Siklus Hidup Layanan TI

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) adalah kerangka umum yang menggambarkan Best Practice dalam manajemen layanan IT. ITIL menyediakan kerangka kerja bagi tata kelola IT, "membungkus layanan", dan berfokus pada pengukuran terus-menerus dan perbaikan kualitas layanan IT yang diberikan, baik dari sisi bisnis dan perspektif pelanggan. Kerangka kerja ITIL menyediakan struktur yang menerangkan layanan TI dalam bentuk siklus hidup (lifecycle). Pembuatan struktur dalam bentuk lifecycle ini untuk mempermudah pemahaman tahapan proses dan fungsi TI yang ada dalam ITIL. Ada 5 proses service lifecycle dalam ITIL, yaitu: 1. Service Strategy (Strategi Layanan) Sebagai pusat siklus layanan TI, Service strategy merupakan inti dari siklus hidup ITIL. Service Strategy menetapkan panduan/pedoman bagi penyedia layanan TI dan pelanggan mereka, untuk membantu mereka beroperasi dan berkembang dalam jangka panjang dengan membangun strategi layanan yang jelas seperti layanan apa yang

Keadilan dan Berbagai Macam Keadilan

Di sela-sela waktu luang ini saya sempatkan untuk membuat sebuah tulisan yang dimana memang diwajibkan untuk menulisnya, memang apa yang akan saya tulis saat ini? Ya tidak lain dan tidak bukan ini adalah merupakan tugas wajib saya untuk mata kuliah Ilmu Budaya Dasar, dikarenakan untuk setiap minggu mahasiswa harus membuat tulisan sesuai dengan SAP yang ada. Pada kesempatan ini saya akan menulis tentang “Manusia dan Keadilan”. Pertama akan saya jelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan keadilan. Saya menemukan tentang pengertian keadilan di ebook Ilmu Budaya Dasar dari Gunadarma dimana dijelaskan oleh Aristoteles, sebagai berikut Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing

Istilah Dalam Skenario dan Aplikasi Untuk Menulis Skenario

Skenario, adegan layar (screenplay) atau naskah film ialah cetak biru yang ditulis untuk film atau acara televisi. Skenario dapat dihasilkan dalam bentuk olahan asli atau adaptasi dari penulisan yang sudah ada seperti hasil sastra.  Istilah dalam Skenario antara lain: 1.      BCU (BIG CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang sangat dekat. Biasanya, untuk gambar-gambar kecil agar lebih jelas dan detail, seperti anting tokoh. 2.      CAMERA FOLLOW: Petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengikuti pergerakan obyek 3.      CAMERA PAN TO: Petunjuk pengambilan gambar dengan cara mengalihkan kamera kepada obyek yang dituju dari obyek sebelumnya 4.      COMMERCIAL BREAK: Jeda iklan. Penulis skenario harus memperhitungkan jeda ini, dengan memberi kejutan atau suspense agar penonton tetap menunggu adegan berikutnya. 5.      CREDIT TITLE: Penayangan nama tim kreatif dan orang yang terlibat dalam sebuah produksi 6.      CU (CLOSE UP): Pengambilan gambar dengan jarak yang cukup dekat. Biasa